Hari raya Idul adha atau yang biasa disebut dengan ibadah kurban akan kita sambut dalam hitungan hari. Tak jarang dalam praktik penyembelihan kurban terjadi kekeliruan yang berulang setiap tahunnya. Lalu, bagaimana sebenarnya tata cara menyembelih hewan kurban yang sesuai dengan syariat?
Adab Menyembelih Hewan Kurban
Anggota Pusat Studi Halal Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Ir. Muchlison Anis, S.T., M.T. yang belum lama ini merampungkan kegiatan Pelatihan Juru Sembelih Halal (JULEHA) menjelaskan menyembelih hewan kurban adalah bagian integral dari ibadah Idul adha.
“Proses menyembelih hewan kurban diatur secara ketat dalam syariat Islam dan hukum nasional untuk memastikan pemenuhan prinsip-prinsip syariat dan kesejahteraan hewan. Di Indonesia, proses penyembelihan hewan diatur di dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Nomor 147 Tahun 2022 Tentang Penyembelihan Hewan Halal,” terangnya kala dihubungi secara daring, Kamis (13/6).
Menurut Anis, seorang juru sembelih halal harus paham betul mengenai adab menyembelih hewan kurban sebelum melaksanakan proses penyembelihan. Berikut merupakan beberapa adab yang harus diperhatikan oleh seorang juleha, antara lain:
Tidak memperlihatkan hewan yang disembelih di hadapan hewan lain: Hewan yang akan disembelih tidak boleh melihat hewan lain yang sedang disembelih untuk mengurangi ketakutan dan stres. “Adab-adab ini ialah perwujudkan kasih sayang kita kepada sesama makhluk ciptaan Allah. Selain paham adab, seorang juru sembelih halal wajib melafazkan niat dan doa menyembelih hewan kurban,” imbuh Lektor Program Studi Teknik Industri UMS itu.
Niat dan Doa Menyembelih Hewan Kurban
Niat dan doa yang dibaca ketika menyembelih hewan kurban menjadi bagian penting dalam proses ibadah kurban itu sendiri. Doa yang dilafazkan oleh juru sembelih halal biasanya disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. “Lafazkan niat dalam bahasa yang kita pahami saja, tak harus dalam bahasa Arab, karena tujuannya untuk memastikan si penyembelih memahami sepenuhnya apa yang telah ia niatkan dan lakukan. Kemudian disusul dengan membaca tasmiyyah, yaitu membaca bismillahi Allahu Akbar sebelum menyembelih hewan ruminansia (hewan pemamah biak, memiliki empat bagian perut (retikulum, rumen, omasum, abomasum), seperti sapi, lembu, kambing, dan kerbau) dan mamalia lainnya satu persatu secara manual,” tutur Anis.
Bagaimana cara menyembelih hewan kurban yang benar?
Anis menegaskan menyembelih hewan kurban harus dilakukan sesuai syariat Islam karena hal tersebut merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah, juga memastikan ibadah yang ditunaikan sah dan diterima. Syariat mengatur kesejahteraan hewan, memastikan penyembelihan dilakukan dengan cepat dan tepat untuk meminimalkan rasa sakit pada hewan.
“Berpegang pada syariat itu mencerminkan etika dan moralitas yang tinggi, sekaligus upaya kita dalam menjamin kehalalan dan kebersihan daging yang hendak dikonsumsi penerima daging kurban,” tambahnya. JULEHA Pusat Studi Halal itu membagi tata cara menyembelih hewan kurban menjadi tiga proses, di antaranya:
Persiapan Penyembelihan
Proses Penyembelihan
Pemeriksaan Setelah Penyembelihan
Siapa yang Boleh Menyembelih Hewan Kuban?
Dilansir Muhammadiyah.co.id, idealnya shahibul qurban (sebutan bagi orang yang berkurban) menyembelih sendiri hewan yang ia kurbankan. Praktik seperti ini dianggap lebih mendekatkan diri kepada esensi ibadah kurban, memberikan pengalaman langsung dan personal dalam pelaksanaan ibadah kurban. Hanya saja, tak semua shahibul qurban memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang tata cara penyembelihan yang sesuai dengan syariat. Situasi demikian membuat juru penyembelihan hewan kurban menjadi penting.
Berikut hadis nabi yang menjelaskan keterlibatan shahibul kurban dalam proses penyembelihan hewan kurban dapat diwakilkan kepada orang lain yang lebih mampu dan memiliki ilmu.
Sesungguhnya Ali Radhiyallahu ‘Anhu telah mengkhabarkan bahwa Nabi SAW telah memerintahkan kepadanya agar ia (Ali) membantu (melaksanakan kurban) untanya dan agar ia membagikannya seluruhnya, dagingnya, kulitnya, dan pakaiannya dan ia tidak boleh memberikan sedikitpun dalam urusan jagal. (H.R. Al-Bukhari].
Tak kalah penting, Anis menambahkan, “Kompetensi juru sembelih halal berhubungan lekat dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk membuktikan seorang juru sembelih halal adalah muslim. Salah satu parameternya adalah orang tersebut mendirikan ibadah salat wajib lima waktu dengan baik.”
© 2024 Madani Qurban Crew by IT NFBSL